Pengertian Motivasi Kerja



a.      Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan Malayu S.P dalam  Sunyoto Danang (2012:191) motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya gerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
            Sedangkan Asa’ad dalam Pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang dapat membangkitkan kemauan kerja karyawan untuk memulai melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
b.      Tujuan Motivasi
Menurut Sunyoto Danang (2012:198) tujuan motivasi antara lain :
1)      Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2)      Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3)      Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4)      Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
5)      Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
6)      Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
Sedangkan menurut Pasolog, Harbani (2008:142) menyatakan pentingnya motivasi yaitu :
1)      Motivasi merupakan masalah terpenting dalam proses hidup dan kehidupan.
2)      Kinerja karyawan rata-rata 60% tingkat evisiennya, dengan motivasi yang baik dapat meningkat s/d 80% keatas.
3)      Orang bekerja bukan hanya karena uang tapi kepuasan kerja.
4)      Motivasi adalah tugas yang paling “crusial” para pemimpin.
Berdasarkan pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi betujuan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya dengan peningkatan prestasi kerja dari para karyawan.
c.       Jenis-jenis Teori Motivasi
Menurut Husein Umar dalam Sunyoto Danang (2012:192) teori motivasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu teori motivasi kepuasa dan teori motivasi proses.
1)      Teori kepuasan (content theory)
Teori ini mendasarkan pada factor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya, jadi mengacu pada diri seseorang. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang.
(a)    Teori kebutuhan
Menurut ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identic dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa material maupun non-material. Dasar teori ini adalah bahwa manusia merupakan mahkluk yang keinginannya tak terbatas, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya berjenjang. Atas dasar asumsi di atas. Kebutuhan manusia menurut Maslow dalam Sunyoto Danang (2012:194) adalah sebagai berikut :
(1)   Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minuman, oksigen, tidur dan sebagainya.
(2)   Kebutuhan rasa aman (safety needs)
Kebutuhan ini meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan berlangsung pekerjaanya, dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
(3)   Kebutuhan social (social needs)
Meliputi kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi, dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisai akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervise yang baik.
(4)   Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas factor kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang.
(b)   Teori ERG (Existence, Relatedness, and Growht) dari Clayton Alfeder.
Sebagaimana halnya teori-teori kebutuhan, teori ERG dari Calyton Alfeder sependapat bahwa orang cenderung meningkat kebutuhannya sejalan dengan terpuaskannya kebutuhan di bawahnya. Menurut ERG ada  3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu :
(1)   Kebutuhan akan keberadaan (existence needs)
Kebutuhan ini berhubungan dengan kebutuhan dasar termasuk juga kebutuhan fisiologis yang di dalamnya meliputi kebutuhan makan, minum, pakaian, perumahan dan keamanan.
(2)   Kebutuhan akan afilasi (relatedness needs)
Kebutuhan ini menekankan akan pentingnya hubungan antara individu dan juga hubungan bermasyarakat tempat kerja di perusahaan tersebut.
(3)   Kebutuhan akan pertumbuhan (growth needs)
Keinginan akan pengembangan potensi dalam diri seseorang untuk maju dan menigkatkan kemampuan pribadinya.
(c)    Teori motivasi prestasi dari Mc. Clellad
Teori ini menyatakan bahwa seseorang bekerja memiliki energy potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada. Mc. Clellad meneliti tiga jenis kebutuhan, yaitu :
(1)   Kebutuhan akan prestasi, ciri-cirinya:
-          Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu tugas.
-          Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi dan ia memiliki suatu keinginan besar untuk dapat berhasil dalam menyelesaikan pekerjaanya.
-          Orang yang melilih kebutuhan prestasi tinggi memiliki keinginan untuk bekerja keras guna memperoleh tanggapan atau umpan balik atas pelaksanaan tugasnya.
(2)   Kebutuhan akan afiliasi,ciri-cirinya:
-          Mereka memiliki suatu keinginan dan mempunyai perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan dimana mereka bekerja.
-          Mereka cenderung berusaha membina hubungan social yang menyenangkan dan rasa saling membantu dengan orang lain.
(3)   Kebutuhan akan kekuasaan, ciri-cirinya:
-          Keinginan untuk memengaruhi secara langsung terhadap orang lain.
-          Keinginan untuk mengadakan pengendalian terhadap orang lain.
-          Adanya suatu upaya untuk menjaga hubungan pimpinan pengikut.
-          Mereka pada umumnya berusaha mencari posisi pimpinan.
2)      Teori motivasi proses (process theory of motivation)
Teori ini berusaha agar setiap karyawan mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka karyawan cenderung akan menigkatkan kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Ada 3 macam teori proses yang utama. antara lain:
(a)    Teori harapan (expectancy theory)
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang mengatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapan-harapan dari pekerjaan itu. Teori ini di dasarkan pada 3 komponen, yaitu:
-          Harapan, adalah suatu kesempatan yang disediakan dan akan terjadi karena perilaku.
-          Nilai (value) merupakan nilai yang di akibatkan oleh perilaku tertentu.
-          Peraturan, yaitu besarnya probalitas jika bekerja secara efektif maka akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan.
(b)   Teori keadilan
Dalam hal ini suatu keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya secara objektif. Dalam teori keadilan, masukan (inputs) meliputi factor-faktor seperti, tingkat pendidikan, keahlian, upaya, masa kerja, kepangkatan dan produktivitas kerja. Sedangkan hasil (outcome) adalah semua imbalan yang dihasilkan dari pekerjaan seseorang seperti : gaji, promosi, penghargaan, prestasi dan status.
(c)    Teori penguatan
Ada tiga jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer untuk memodifikasi motivasi karyawan, yaitu:
-          Penguatan positif, bias penguat premier seperti minuman dan makanan yang memuaskan kebutuhan biologis, ataupun penguatan sekunder seperti penghargaan berwujud hadiah, promosi dan uang.
-          Penguatan negative, dimana individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudia menghindari perilaku tersebut dimasa mendatang.
-          Hukuman, penerapan hukuman dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan perilaku yang tidak diinginkan akan diulang kembali.
Sedangkan menurut Mangkunegara, A.A Anwar Perabu (2011:94-100) mengungkapkan teori motivasi sebagai berikut :
1)      Teori kebutuhan
Teori kebutuhan (Abraham Maslow) dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang di alami antara sesuatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila karyawan kebutuhannya tidak terpenuhi maka karyawan tersebut akan menunjukan sikap kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhan terpenuhi maka karyawan tersebut akan memperhatikan prilaku yang gembira sebagai bentuk dari rasa puasnya.

2)      Teori insting
Teori motivasi insting timbulnya berdasarkan teori evolusi Carles Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelegen merupakan reflek dari insting yang diwariskan. Oleh karena itu tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.

3)      Teori drive
Woodworth mengungkapkan konsep tersebut sebagai energy yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan tindakan. Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar dari ketidak seimbang atau tekanan.

4)      Teori lapangan
Teori lapangan merupakan konsep dari kurt lewin. Teori ini merupakan pendekatan konitif untuk mempelajari prilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih mempokuskan pada pikiran nyata seseorang karyawan ketimbang pada insting.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan teori-teori menunjukan berbagai motivasi yang mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. Kebutuhan menjadi salah satu motivasi yang penting, kebutuhan manusia ini berbeda-beda bukan hanya dari segi materi maupun non materi.
d.      Langkah-langkah Memotivasi
Menurut Danang Sunyoto (2012:198) dalam memotivasi bawahan, ada beberapa petunjuk atau langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh setiap pimpinan, yaitu:
1)      Pemimpin harus tahu apa yang harus dilakukan oleh bawahan.
2)      Pemimpin harus berorientasi kepada kerangka acuan orang.
3)      Tiap orang berbeda-beda di dalam memuaskan kebutuhan.
4)      Setiap pemimpin harus memberikan contoh yang baik bagi karyawan.
5)      Pemimpin mampu mempergunakan keahlian dalam berbagai bentuk.
6)      Pemimpin harus berbuat dan berlaku realistis.
Sedangkan menurut Mangkunegara, A.A Anwar Prabu (2012:76-77) teknik memotivasi karyawan sebagai berikut:
1)      Teknik pemenuhan kebutuhan karyawan
Pemenuhan kebutuhan merupakan fundamental yang mendasari perilaku kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja karyawan tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkan.
2)      Teknik komunikasi persuasi
Teknik komunikasi persuasi merupakan salah satu teknik motivasi kerja karyawan yang dilakukan dengan cara mempengaruhi karyawan secara ekstralogis.
Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa memotivasi para karyawan untuk bekerja dapat dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan juga ditambah dengan menggunakan teknik komunikasi yang baik.
e.       Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut Sustermeister dalam Djatmiko, Yayat Hayati (2002:67) yaitu:
1)      Kondisi lingkungan kerja
2)      Kondisi social lingkungan kerja
3)      Keterpenuhan kebutuhan dasar individu
Sedangkan menurut Pasualang, Harbani (2010:152) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu:
1)      Faktor eksteren
(a)    Kepemimpinan
(b)   Lingkungan kerja yang menyenangkan
(c)    Komposisi yang memadai
(d)   Adanya penghargaan akan prestasi
(e)    Status dan tanggung jawab
2)      Faktor interen
(a)    Kematangan pribadi
(b)   Tingkat pendidikan
(c)    Keinginan dan harapan pribadi
(d)   Kebutuhan terpenuhi
(e)    Kelemahan dan keborosan
(f)    Kepuasan kerja
Berdasarkan pendapat diatas  bahwa yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu faktor eksteren dan interen. Faktor eksteren yang mempengaruhi motivasi kerja kondisi linkungan kerja, kepemimpinan, status dan jabatan. Faktor interen kebutuhan terpenuhi, tingkat pendidikan dan kepuasan kerja.
Pengertian Motivasi Kerja | Unknown | 5