Pengertian Insentif dalam Produktivitas Kerja



a.      Pengertian Insentif
            Insentif adalah tambahan kompensasi diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Insentif merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan penilaian kinerja karyawan. Semakin tinggi kinerja karyawan, semakin besar pula insentif yang diberikan oleh perusahaan. Pelaksanaaan system insentif dilakukan untuk meningkatkan produktivitas karyawan terhadap output yang dihasilkan.
            Beberapa pengertian insentif menurut para ahli antara lain,
Menurut Handoko (2000:176), pengertian insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapakan.
            Selanjutnya menurut Hasibuan (2001:118), menyatakan bahwa insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang produktivitasnya di atas produktivitas standar
            Kemudian juga menurut Panggabean (2002:89), menyatakan bahwa insentif adalah penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada    karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja.
b.      Sifat Dasar Insetif
Pemberian insentif berdasarkan perbedaan prestasi kerja sehingga jadi dua orang yang memiliki jabatan sama akan menerima upah yang berbeda, karena prestasinya berbeda, meskipun gaji pokoknya/dasarnya sama. Perbedaan tersebut merupakan tambahan upah (bonus) karena adanya kelebihan prestasi yang membedakan satu pegawai dengan yang lain.
Menurut Nova dan Muslichah (2012:64) beberapa sifat dasar dalam system pengupahan insentif adalah:
1)      Sistem pembayaran agar diupayakan cukup sederhana, sehingga mudah dimengerti dan dihitung oleh karyawan yang bersangkutan sendiri.
2)      Upah insentif yang diterima benar-benar dapat menaikkan motivasi kerja mereka, sehingga output dan efisensi kerjanya juga meningkat.
3)      Pelaksanaan pengupahan insentif hendaknya cukup cepat, sehingga karyawan yang berprestasi lebih cepat pula merasakan nikmatnya berprestasi.
4)      Penentuan standar kerja atau standar produksi hendakanya secermat mungkin dalam arti tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh umumnya karyawan, atau tidak terlalu rendah, sehingga tidak terlalu mudah dicapai karyawan.
5)      Besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya cukup merangsang pekerja atau karyawan untuk bekerja giat.

Sedangkan menurut Heidjachman Ranupandojo dalam AA Mangkunagara (2010:90) menjelaskan beberapa sifat dasar insentif yang harus dipenuhi agar system upah insentif tersebut dapat berhasil yaitu:
1)      Pembayarannya hendaknya sederhana, sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh karyawan sendiri.
2)      Penghasilan yang diterima buruh hendaknya langsung menaikkan output dan efisiensi.
3)      Pembayaranya hendaknya dilakukan secepat mungkin.
4)      Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sama tidak baiknya.
5)      Besar upah normal dengan standar kerja perjam hendaknya cukup merangsang pekerjaan untuk bekerja lebih giat.
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan pemberian insentif harus dilaksanakan secara sederhana untuk mempermudah perhitungan setiap karyawan.
c.       Jenis Insentif
Jenis-jenis insentif dalam suatu perusahaan/instansi, harus dituangkan secara jelas sehingga dapat diketahui oleh pegawai dan oleh perusahaan tersebut dapat dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah kerja bagi pegawai yang bersangkutan.
Menurut Sondang P. Siagian (2002:268), jenis-jenis insentif tersebut adalah:
1)      Piece work adalah teknik yang digunakan untuk mendorong kinerja kerja pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam jumlah unit produksi.
2)      Bonus adalah Insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui.
3)      Komisi adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas dan sering diterapkan oleh tenaga-tenaga penjualan.
4)      Insentif bagi eksekutif ini adalah insentif yang diberikan kepada pegawai khususnya manajer atau pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor atau biaya pendidikan anak.
5)      Kurva “kematangan” adalah diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam bentuk beban mengajar yang lebih besar dan sebagainya.
6)      Rencana insentif kelompok adalah kenyataan bahwa dalam banyak organisasi, kinerja bukan karena keberhasilan individual melainkan karena keberhasilan kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim.
Sedangkan menurut Dessler Gary (2007:100) jenis rencana insentif adalah:
1)      Piecework
2)      Tunjangan
3)      Penghargaan

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan jenis insentif yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan pekerjaannya yang telah dilakukan.
d.      Tujuan Pemberian Insentif
Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja inividu maupun kelompok (Panggabean, 2002:93).
Menurut Nova dan Muslichah (2012:66) secara lebih spesifik tujuan pemberian insentif dapat dibedakan dua golongan yaitu:
1)      Bagi Perusahaan
Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan jalan mendorong/merangsang agar karyawan:
a)      Bekerja lebih bersemangat dan cepat.
b)      Bekerja lebih disiplin.
c)      Bekerja lebih kreatif.
2)      Bagi Karyawan
Adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat keuntungan:
a)      Standar produktivitas dapat diukur secara kuantitatif.
b)      Standar produktivitas di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian balas jasa yang diukur dalam bentuk uang.
c)      Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.
Pengertian Insentif dalam Produktivitas Kerja | Unknown | 5